Jumat, 13 Januari 2012

Sebuah Cerita Berjudul "Tempat Teraman" #1

       Aku berjalan di ruang hampa udara yang gelap gulita. Sendirian, hanya ditemani cahaya lilin yang ku genggam dan juga sebuah alat bantu pernafasan yang terpasang menutupi mulut dan hidungku. Aku terus berjalan, meenyusuri ruangangan yang menyerupai koridor panjang itu. Walaupun aku tak tahu arah dan tujuanku menyusurinya, aku tetap saja berjalan dengan tenang tanpa panik sedikitpun.
       Tiba-tiba saja, sesosok tangan manusia yang tidak tahu dari mana datangnya muncul di hdapanku dan merebut lilin dan juga alat bantu pernafasanku. Dan kemudian tangan itu lenyap beserta dengan apa yang sudah diambilnya. Aku mulai merasa panik, aku tak bisa melihat keadaan disekelilingku. terlebih lagi, aku menjadi lemah dan tak bisa bernafas. Aku berteriak minta tolong, tapi tak ada satu suara pun terdengar dari mulutku. Aku terus saja mencoba untuk berteriak, tapi lama-kelamaan aku merasa tenggorokanku seperti tercekik. Aku terduduk sambil memegangi leherku. Mataku terbeliak karena hampir kehabisan nafas. Dan aku tak dapat berfikir jernih karena suplai oksigen ke otakku yang kurang dan mengakibatkanku sulit untuk mencerna apa yang sedang terjadi. Di tengah pertempuranku yang sengit melawan kematian yang sudah di pelupuk, seberkas sinar yang sangat menyilaukanku seolah -olah menarikku kedalamnya. Menyedotku, membuatku tersentak dan terbangun dari mimpi.
       Aku masih belum sadar betul kalau itu tadi hanyalah sebuah mimpi. Aku mengerjap-ngerjapkan mataku agar semua yang terlihat olehku menjadi jelas. Nafasku masih sedikit tersengal-sengal, pikiranku masih dipenuhi akan mimpi yang baru saja mendatangiku. huuh.. aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. Aku bersyukur itu hanyalah sebuah mimpi. Sebuah bunga tidur yang tidak akan mengganggu kehidupan nyata.
       Aku melirik jam weaker yang terletak di atas meja dekat tempat tidurku. Masih pukul 3 pagi, masih terlalu dini untuk bangun pikirku. aku kemudian membalikkan badanku sambil memeluk gulung yang ada di dekatku dan kembali mencoba untuk meneruskan tidurku dan berharap mimpi yang sama tidak terulang kembali. Dan seketika mataku terpejam, aku mlai berangsur-angsur hilang kesadaran. Aku kembali memasuki dunia mimpi dengan kedua pasang mata yang tertutup rapat.

Kamis, 12 Januari 2012

Hujan dan Teduh

Kemarin baru baca novel keren lho.. judulnya hujan dan teduh.. jadi terinspirasi bgt, trnyata sesuatu yang berharga milik perempuan itu kalo gak dijaga bisa jadi bumerang. bersyukur d pokoknya. bagi kaum hawa yang ada di seluruh jagat raya, hargai apa yang kamu miliki. Dengan begitu, kau akan menjadi orang yang sangat berharga melebihi untaian berlian termahal sekalipun.. :)

New Blog

Hmm.. Akhirnya..
blog yuki jd juga.. :)