Selasa, 24 Juli 2012

Pantaskah Aku untuk Dirinya?

Aku berdiri menatap wajahku yang terpantul di cermin dimeja rias kamarku. Didalam benakku saat ini hanya ada sebuah pertanyaan yang tak dapat aku pecahkan. Sebenarnya aku menyadari betul apa yang saat ini sedang bergulat di dalam dadaku. Disatu sisi ada sebuah kepercayaan diri yang tak mau keluar dari sarangnya dan di sisi yang lain ada zat pemicu yang memaksa kepercayaan diri tersebut keluar. Karena pada saat ini, pertanyaan itu adalah "Pantaskah aku untuk diri nya?"
Aku masih memandangi wajahku dicermin sambil mengulangi pertanyaan tersebut didalam pikiranku. Meraba dan menemukan celah bahwa kepantasan itu ada. Namun saat aku hampir menemukan celah tersebut, aku kembali dihadapkan dengan jalan buntu dan mendapati ketidakpantasan itu tersenyum lebar menatapku.
Dia..
Dia adalah seorang yang telah lama aku kagumi sebelumnya. Seseorang yang aku kenal baik sejak lama. Namun baru kali ini dia hadir dikehidupanku dan menjadi kejutan besar yang membuatku seperti terkena sentruman listrik dengan tegangan ribuan volt.
Kata-kata yang ia ucapkan memberi perubahan besar bagiku, bahkan hanya lewat sebuah pesan yang dikirim dengan menggunakan media handphone yang trkirim hanya sepersekian detik setelah dipantulkan melalui satelit. Tapi seperti yang pernah kukatakan kepadanya sebelumnya melalui sms, aku hanyalah seorang wanita yang hanya bisa menunggu dan memndam perasaan.
Sebenarnya tak ada yang salah akan hal itu, hanya saja.. Aku bahkan tak mempunyai keberanian yang besar untuk menyukai orang sepertinya. Dia terlalu sempurna. Seperti sebuah bintang dilangit yang tak seharusnya dimiliki seseorang didalam kamarnya yang kecil dan terbatas.
Aku bukan siapa-siapa.. Maka dari itu aku terus bertanya-tanya pada diriku sendiri "Apakah aku pantas untuk seseorang seperti dirinya?'..
***
Sebuah panggilan memecah lamunanku. Terlihat tulisan Egi memanggil dilayar handphoneku. Egi spupu jauhku. Entah mengapa pada saat seperti ini ia selalu ada untukku. Tanganku bergerak menyentuh tombol yes dan suara Egi terdengar menderu di telingaku.
Mulanya kami berbasa-basi terlebih dahulu. Saling bertanya kabar dan berceloteh riang. Kemudian, secara perlahan alur pembicaraan berubah dan akupun  menceritakan apa yang sedang terjadi padaku saat ini. Dan seperti yang terpikirkan olehku, dia selalu memiliki jawaban dengan sejuta alasan yang tepat. Dan sesaat setelah ia menutup telponnya aku mendekati cermin dan tersenyum kepada pantulan wajahku sambil mengucapkan mantra ajaib "Aku Pantas untuk nya dan sekalipun orang berpikir sebaliknya, tak ada larangan yang membuatku tidak boleh berfikiran demikian".
Kalian tahu apa yang dikatakan oleh sepupuku satu itu..
" Tak ada yang perlu kau khawatirkan. Kau adalah seorang wanita yang benar-benar pantas untuknya. Karena kaulah yang telah dipilih oleh nya dan oleh Nya untuk mendampingi kehidupan nya. Itu hanyalah sebagian dari permainan fikiran yang membuatmu menjudge dirimu sendiri sebagai seseorang yang tidak pantas. Lagipula jika ia adalah jodohmu, maka ia tak akan pernah singgah ke tempat lain. Ia hanya akan kembali kepadamu. Dan jika kau ingin meyakinkan hatimu akan apa yang ada saat ini, kau seharusnya bersimpuh dan memohon petunjuk dari-Nya."

Rabu, 04 Juli 2012

Ternyata AQ hanya salah satu wanita yang ada dikehidupanmu

Hai yui.. maaf, lama aQ tak menulis d blog ini
kau tau.. hari ini aQ benar2 merasa sedih..
baru dua hari yang lalu, Pagum pergi KKN.. aQ bnar2 kesepian disini..
tapi sebenarnya buka itu yang mbuatQ seeedih..

skitar satu minggu yang lalu, saat Pagum akan pulang ke Lahat, dia mengatakan sesuatu yang menbuatku kecewa. Sore itu, setiba nya aQ d indralaya (aQ baru pulang dr Plmbg) aQ mnemui nya di tempat ia biasa menunggu bis Lahat. Saat itu, aQ hanya ingin mendengar kata pamit darinya, namun bukan hanya itu yang aku dapatkan hari itu.
aQ gx tw mgpa arah pembicaraan kami sampai ke sesuatu yang tidak mengenakan seperti ini. Mulanya, aQ hanya ingin brtanya apakah ia akan sama seperti ketika ia berada di Lahat. Mengacuhkan sms dan telp dariku. Aq ingat dia hanya tersenyum. Lalu, kami berbicara tentang hal lainnya dan sampailah ke pembicaraan tentang Erna (mantannya).
aQ masih ingat, aQ brtanya apakah dia memiliki rasa trhadap Erna. Dan saat itu ia jawab ya.. namun, perasaannya terhadap Erna tidak sebesar perasaannya terhadapku. benarkah?
aQ rasa sebaliknya. Hanya saja kita lebih sering bertemu, mka nya drimu bisa berkata demikian. Ma'f krna aku tak pcya kata2 mu,. tapi itulah yang aQ rasakan.
Kau tau, ketika kau berkata " Erna itu sprti dirimu.. Dia tak punya status apapun dengan diriku, namun dia adalah calon bagiku". aQ benar2 terdiam saat kau berkata seperti itu.. Disaat aQ bnar2 terpusat kepada dirimu, tnyta dirimu memiliki dua arah.
Mau bilang apa? aku mmg bukanlah siapa2 bagi mu..
walaupun sebenarnya aQ sudah mengetahui hal ini, tapi entah mengapa saat mendengar nya langsung darimu, itu lebih terasa menyakitkan.
Apa kau ingat ketika aQ berada di kosanmu bberapa minggu yang lalu. Saat itu aQ baru sembuh dari sakit. Malam itu kau menelpon seseorang (yg tnyta adalah Erna) dan menjauh dariku,.Walau tidak terlalu jelas, aQ mndengar pembicaraanmu dengannya. Kau begitu lembut menyapa nya, begitu riang, kau bahkan tidak mengantuk saat menelponnya. Padahal jika aQ menelpon mu, kau selalu tertidur. Apakah aQ bnar2 smembosankan itu bagimu? apakah mendengar suaraku tidak penting bagimu,.
kau mengucapkan kata2 motivasi untuknya. Ya.. Dia mmang sdang sakit. Dan ini malah membuatku semakin ragu trhadapmu. ketika aQ sakit, bukan kau yang menelponku melainkan aQ yg menelponmu. bahkan drimu seperti selalu sibuk dan tdk bisa menghubungi Q melalui media apapun. Aq benar2 kecewa saat itu.
Da sekarang, ketika kau berkata demikian, keraguanku terhadapmu terbutkti. Apa yang harus aQ lakukan Pagum??
Apakah aQ harus melupakanmu mulai dari sekarang?
kau tau, aQ benar2 merasa lelah akan sikapmu yang selalu menarik ulur diriku. Kau.. Tidakkah kau merasakan apa yang aQ rasakan? Tidakkah kau sedikitnya mengerti akan driku?